MOTIF DAN MOTIVASI
Secara etimologi, motif dalam bahasa inggris motive, berasal dari motion, yang berarti “gerakan” atau “sesuatu yang bergerak”, yang menunjuk pada gerakan manusia sebagai “tingkah laku”. Dalam psikologi motif berarti rangsangan pembangkit tenaga bagi terjadinya tingkah laku itu.
Dalam motif, pada umumnya terdapat dua unsur pokok, yaitu kebutuhan dan tujuan. Proses interaksi timbal balik antara kadua unsur ini terjadi dalam tubuh manusia, walaupun dapat dipengaruhi oleh hal-hal dari luar diri manusia. Karena itu, bisa saja terjadi perubahan motivasi dalam waktu singkat.
Sedangkan menurut Dister, sstiap tingkah laku manusia adalah hasil dari hubungan timbal balik antara tiga faktor, yaitu:
1. Dorongan spontan manusia, yaitu dorongan yang tidak ditimbulkan dengan sengaja. Seperti dorongan seksual, nafsu makan dan kebutuhan akan tidur.
2. Ke-aku-an manusia, dimana manusia menyetujui dorongan spontan tadi untuk menjadi miliknya, sehingga kemudian menjadi sebuah “kejadian”. Misalnya dengan menunda makan, walaupun ia merasa lapar.
3. Lingkungan hidup manusia.Motif merupakan dorongan dalam diri manusia yang timbul dikarenakan adanya kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia tersebut. ada beberapa kriteria motif, berikut ini adalah motif-motif yang timbul pada diri manusia ketika berkomunikasi:
1. motif informatif, yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan hasrat untuk memenuhi kebutuhan akan ilmu pengetahuan
2. motif hiburan, yaitu hal-hal yang berkenaan untuk mendapatkan rasa senang
3. motif integrasi personal, merupakan motif-motif yang timbul akibat keinginan untuk memperteguh status, kredibilitas, rasa percaya diri, dll
4. motif integratif sosial, dimaksudkan untuk memperteguh kontak sosial dengan cara berinteraksi dengan keluarga, teman, orang lain
5. motif pelarian, merupakan motif pelepasan diri dari rutinitas, rasa bosan, atau ketika sedang sendiri
MOTIF
Motif adalah keadaan dalam diri subjek didik yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Motif boleh jadi timbul dari rangsangan luar, seperti pemberian hadiah bila seseorang dapat menyelesaikan satu tugas dengan baik. Motif semacam ini sering disebut motif ekstrensik. Tetapi tidak jarang pula motif tumbuh di dalam diri subjek didik sendiri yang disebut motif intrinsik. Misalnya, seorang subjek didik gemar membaca karena dia memang ingin mengetahui lebih dalam tentang sesuatu.
Dalam konteks belajar, motif intrinsik tentu selalu lebih baik, dan biasanya berjangka panjang. Tetapi dalam keadaan motif intrinsik tidak cukup potensial pada subjek didik, pendidik perlu menyiasati hadirnya motif-motif ekstrinsik. Motif ini, umpamanya, bisa dihadirkan melalui penciptaan suasana kompetitif di antara individu maupun kelompok subjek didik. Suasana ini akan mendorong subjek didik untuk berjuang atau berlomba melebihi yang lain.Namun demikian, pendidik harus memonitor suasana ini secara ketat agar tidak mengarah kepada hal-hal yang negatif.
Motif ekstrinsik bisa juga dihadirkan melalui siasat “self competition”, yakni menghadirkan grafik prestasi individual subjek didik.Melalui grafik ini, setiap subjek didik dapat melihat kemajuan-kemajuannya sendiri. Dan sekaligus membandingkannya dengan kemajuan yang dicapai teman-temannya.Dengan melihat grafik ini, subjek didik akan terdorong untuk meningkatkan prestasinya supaya tidak berada di bawah prestasi orang lain.
MOTIVASI
Pengertian Motivasi
Menurut Sartain (Purwanto, 1990: 61) mengatakan bahwa pada umumnya suatu motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive). Dari pernyataan Sartain di atas bahwa motivasi timbul karena adanya tujuan yang merupakan perangsang untuk mengarahkan tingkah laku seseorang dalam melakukan sesuatu hal.
Menurut Mc. Donald (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/06/teori-teori-motivasi/) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling" dan di dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pernyataan Mc. Donald di atas bahwa motivasi itu terjadi karena adanya tiga sebab, diantaranya.
a. Adanya tujuan, yang berarti bahwa seseorang akan termotivasi jika orang tersebut memiliki suatu tujuan dalam hidupnya. Contohnya saja, seorang siswa yang menginginkan hasil atau nilai yang bagus pada saat ujian maka dia akan termotivasi untuk belajar lebih giat lagi.
b. Feeling (perasaan), dalam hal ini motivasi dapat timbul jika didorong dengan perasaa yang kuat dalam mencapai suatu tujuan.
c. Perubahan energi, berarti bahwa motivasi timbul jika seseorang melakukan usaha yang kuat.
Menurut Sutikno (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/06/teori-teori-motivasi/) Motivasi ada dua, yaitu motivasi Intrinsik dan motivasi ektrinsik.
• Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
• Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar
Dari ketiga pernyataan diatas dapat diartikan motivasi adalah dorongan yang kuat dalam diri seseorang untuk mencapai suatu tujuan yang disertai dengan perubahan energi dan • Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
• Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar
perasaan seseorang yang dipengaruhi faktor dalam diri seseorang dan faktor pengaruh dari lingkungan di sekitar seseorang tersebut. Dalam hal ini motivasi dapat merubah kepribadian seseorang. Dari mulai pribadi yang buruk menjadi pribadi yang baik ataupun sebaliknya, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai oleh tiap orang.
Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang ke arah suatu tujuan. Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan mempertahankan perilaku, menurut Kartini Kartono motivasi menjadi dorongan (driving force) terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu.