MOTIVATIONAL CYCLE


MOTIVATIONAL CYCLE
Tingah laku bermotivasi dapat dirumuskan sebagai: “tingkah laku yang dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan dan diarahkan pada pencapaian suatu tujuan agar suatu kebutuhan dapat terpenuhi”. Rumusan tersebut mengandung beberapa unsur yang membentuk “motivational cycle”.
Kebutuhan merupakan suatu yang fundamental bagi kodrat manusia individual. Motif disamping merupakan dorongan fisik, juga orientasi kognitif elementer yang diarahkan pada pemuasan kebutuhan. Energi seperti ini bukan tanpa tatanan. Ada suatu hubungan dunamis antara motivasi dan tujuan.
  1. Teori-teori kebutuhan
Hierarki Kebutuhan Maslow
Kebutuhan pada manusia sebagai motivator membentuk suatu hierarki yang terdiri atas physiological needs, safety needs, belongingness and love needs, esteem needs, dan self actualization needs.
Menurut Maslow, kebutuhan dasar harus lebih dahulu terpenuhi sebelum bweranjak pada kebutuhan psikologis.
Teori ERG
ERG (Existence, Relatedness, Growth) sebagaimana diungkap Aldefder, merupakan penghalusan dari system kebutuhan Maslow, dengan hanya tiga katagori kebutuhan. Meskipun unrutan kebutuhan serupa, namun ide hierarki tidak dimasukkan, dan meskipun suatu kebutuhan terpenuhi, kebutuhan tersebut dapat terus berlangsung sebagai pengaruh kuat dalam keputusan.
Teori Motivasi Dua Faktor
Dengan menggunakan teknik insiden kritis, Frederick Herzberg menganalisa sata tentang kepuasan dan ketidakpuasan orang dalam pekerjaan mereka, dan menghasilkan dua kumpulan factor. (1) Faktor-faktor yang cenderung dapat memotivasi kerja disebut motivator, meliputi prestasi, penghargaan, tanggung jawab, promosi, pekerjaan itu sendiri, dan potensi bagi pertumbuhan pribadi. (2) factor-faktor yang berkaitan dengan ketidakpuasan disebut factor hygiene, meliputi gaji, pengawasan, keamanan kerja, kondisi kerja, kebijakan organisasi, dan hubungan kerja.
Faktor Hygiene
Motivator
Gaji
Prestasi
Pengawasan
Penghargaan
Keamanan kerja
Tanggung jawab
Kondisi kerja
Promosi
Kebijakan organisasi
Pekerjaan itu sendiri
Hubungan kerja
Potensi bagi pertumbuhan pribadi
Menurut Herzberg untuk memotivasi seorang pegawai, sebagai langkah awal, seorang Menajer pertama-tama harus memenuhi, atau sekurang-kurangnya memelihara kebutuhan dasar. Setelah hal itu terpenuhi, kebutuhan motivasi menjadi priorotas.
Ada banyak kemiripan dalam katagori kebutuhan Maslow, Alderfer, dan Herzberg. Dengan menggunakan istilah-istilah serupa, setiap system menggambarkan aktualisasi diri, pertumbuhan, dan motivator. Sedangkan Faktor Hygiene cenderung memuaskan kebutuhan aksistensi.

Teori Desakan Kebutuhan Murray
Teori ini juga disebut dengan Teori Kebutuhan Manifestasi. Murray yakin bahwa orang dapat dikelompokkan menurut kekuatan barbagai kebutuhan yang berbeda-beda, yang dapat mempengaruhi prilaku seseoarang. Kebutuhan disini yang didefinisikan sebagai «perhatian sekarang untuk mencapai sasaran », terdiri atas dua komponen:
    1. Komponen kualitatif, sebagai arah sasaran kebutuhan
    2. Komponen kuantitatif, sebagai energi kebutuhan untuk mencapai sasaran

  1. Teori Kebutuhan untuk Berprestasi McClelland
Konsep Kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement) disingkat dengan sebuah symbol yang kemudian menjadi sangat terkenal: n-Ach. Menurut McClelland, orang yang memiliki n-Ach yang tinggi mempunyai kepuasan bukan karena imbalan materi tetapi karena berhasil menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
  1. Teori Harapan Vroom
Teori ini berdasarkan pilihan-pilihan yang dibuat orang untuk mencapai suatu tujuan dengan tiga asumsi:
    1. Harapan sebagai penilaian subjektif seseorang atas kemungkinan bahwa suatu hasil tertentu akan muncul dari tindakan orang tersebut
    2. Setiap hasil mempunyai nilai atau daya tarik bagi orang tertentu.
    3. Setiap hasil berkaitan dengan suatu persepsi mengenai seberapa berat mencapai hasil tersebut.
Motivasi adalah kombinasi dari ketiga prinsip ini. Seseorang termotivasi bila ia percaya (1) prilaku tertentu akan menghasilkan hasil tertentu, (2) hasil itu mempunyai nilai positif baginya, dan (3) dapat dicapai dengan usaha seseoarang.
3. Tingkah Laku
Unsur kedua dari lingkaran motivasi ini dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan yang sebenarnya sebagai serentetan kegiatan yang kadang dilakukan secara bersamaan. Terdapat tiga asumsi yang terkandung dalam tingkah laku manusia :
  1. Konsep sebab-akibat (causality)
  2. Konsep tujuan (directedness)
  3. Konsep Motivasi (motivation)
Menurut Saifuddin Azwar ; perilaku mempunyai sifat deferensial, diamana satu stimulus dapat menimbulkan lebih dari satu respon yang berbeda, sebaliknya satu respon dapat diakibatkan oleh beberapa stimulus.
C.T. Morgan mengemukakan beberapa bentuh tingkah laku instrumental:
  1. Aktivitas; gerakan yang ditimbulkan kebutuhan
  2. Gerakan Naluriah, gerakan yang tanpa dipelajari terlebih dahulu
  3. Refleks, gerakan untuk mempertahankan diri
  4. Belajar secara instrumental, yaitu belajar dengan tanpa sengaja
Menurut Dirgagunarsa (1996), prilaku seseorang akan melalui tahapan-tahapan berikut:
  1. Konflik
  2. Pertarungan antara motif-motif, bila terdapat beberapa motif yang muncul serempak
  3. Penentuan pilihan motif
  4. Perwujudan tingkah laku bermotivasi
4. Tujuan
Tujuan adalah unsure yang ketiga dari lingkaran motivasi, yang berfungsi untuk memotovasi tingkah laku. Tujuan tingkah laku acap kali tidak hanya satu, selain tujuan primer, ada pula tujuan sekunder. Tujuan juga dapat berupa sesuatu yang konkrit atau yang abstrak.