Dunia Pendidikan

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
A. PENDAHULUAN
      Seyogyanya seorang guru, mengajar merupakan hal yang utama dalam menyalurkan ilmu terhadap anak didik. Di dalam kegiatan mengajar, seorang guru perlu mempunyai landasan dan pedoman yang dijadikan pegangan.
Pengajaran bahasa Indonesia adalah suatu kegiatan berusaha, bertujuan dan dilakukan dalam ruang lingkup suatu lembaga pendidikan formal. Dalam pengajaran bahasa Indonesia diperlukan adanya aturan,prosedur dan tata cara pelaksanaan kegiatan pencapaian tujuan. Dalam istilah metodologi pengajaran disebut pendekatan, metode, dan teknik. Pendekatan pengajaran (teaching approach) adalah suatu ancangan atau kebijakansanaan dalam memulai serta melaksanakan pengajaran suatu bidang studi yang memberi arah dan corak kepada metode pengajarannya dan didasarkan pada asumsi yang berkaitan.
            Fungsi pendekatan, yakni, sebagai landasan merancang, melaksanakan, dan menilai proses belajar-mengajar bahasa dan pedoman umum dan langsung bagi langkah-langkah metode pengajaran yang akan digunakan.
            Dengan memasukan unsur fungsi tersebut maka dapat disusun definisi  pendekatan lebih lengkap lebih komprehensif seperti berikut. Pendekatan adalah seperangkat asumsi bersifat aksiomatik mengenai hakikat bahasa, pengajaran bahasa, dan belajar bahasa yang digunakan sebagai landasan dalam merancang, melaksanakan dan menilai proses belajar-mengajar bahasa.



B. PENDEKATAN TUJUAN
            Pendekatan tujuan adalah suatu pendekatan belajar-mengajar yang menetapkan bahwa setelah siswa belajar sesuatu ia akan memperoleh pengetahuan sesuai tujuan belajar. Pada bagian terdahulu telah disebutkan bahwa kurikulum disusun berdasarkan suatu pendekatan tujuan. Seperti kita ketahui, kurikulum 1975 merupakan kurikulum yang berorientasi pada pendekatan tujuan. Sejalan dengan hal itu maka bidang-bidang studi pun orientasinya pada pendekatan tujuan; demikian pula bidang studi bahasa Indonesia. Oleh karena  orientasinya pada tujuan, maka pembelajarannya pun penekanannnya pada tercapainya tujuan. Jadi, misalnya, siswa belajar kalimat aktif dan kalimat pasif, setelah guru menjelaskan siswa dapat mencari  contoh lain dan dapat menggunakannya dalam menulis karangan. Contoh lain, setelah siswa membaca suatu bacaan, siswa dapat memahami dan dapat menceritakan kembali isi bacaan. Jadi, dalam pendekatan tujuan ini yang dipentingkan adalah hasil belajar. Karena yang diharapkan adalah hasil belajar, sering guru tidak memperhatikan cara anak memperoleh hasil itu. Inilah yang menjadi kelemahan pendekatan tujuan, guru kurang memperhatikan proses penguasaan materi yang diberikan, sehingga tidak jarang siswa mengetahui jawabnya, tetapi tidak tahu bagaimana proses memperolehnya.

C. PENDEKATAN BELAJAR AKTIF
            Pendekatan belajar aktif ini sering disebut cara belajar siswa aktif (CBSA). Dalam pendekatan ini memang guru lebih memberikan kesempatan aktif kepada siswa daripada dirinya.
      Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, guru bukanlah satu-satunya orang yang serba tahu didalam kelas. Siswa perlu diberi kesempatan untuk bertanya kepada nara sumber, atau mengadakan penyelidikan dan percobaaan sendiri. Yang jelas ide dasar lahirnya pendekatan belajar aktif berdasarkan banyak alasan dan pertimbangan. Antara lain yang utama adalah untuk memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar. Waktu belajar siswa yang selama ini digunakan guru untuk ceramah hendaknya dikembalikan kepada siswa agar mereka dapat belajar dengan menemukan pengetahuan sendiri. Dengan demikian, peran guru sekarang beralih, tidak lagi menjadi satu-satunya penguasa kelas, tetapi sebagai pengelola kelas. Ia memberikan bimbingan, kemudahan dan motivasi agar semua siswa aktif.
            Dengan memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk aktif, guru pun juga dituntut lebih aktif dan kreatif.

C. PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES
            Guru perlu menyiapkan sarana dan sumber belajar yang bervariasi, arahan-arahan tugas yang dapat mengembangkan berbagai keterampilan dasar (keterampilan proses) siswa.Yang dimaksud keterampilan proses ini antara lain keterampilan mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menghitung, menafsirkan, menyusun kesimpulan, menerafkan, mengkomunikasikan, dan sebagainya. Karena didalam kegiatan belajar-mengajar berlangsung guru perlu mengamati dan menilai proses belajar yang sedang mereka lakukan.
            Jadi, setelah siswa belajar sesuatu guru tidak hanya mengetahui hasilnya, tetapi sekaligus mengetahui bagaimana proses memperolehnya. Pendekatan ini tidak hanya digunakan dalam pengajaran bahasa Indonesia, melainkan juga dalam bidang studi lainnya.

E. PENDEKATAN KOMUNIKATIF
      Pendekatan komunikatif dalam pengajaran bahasa bermula dari teori tenang bahasa sebagai alat komunikasi. Menurut hymes (dalam Richards dan Rodgers, 1985), pengajaran bahasa ditujukan pada kompetensi komunikatif. Johson dan Littlewood yang dikutip oleh Richard dan Rodgers juga mengemukakan kompetensi komunikatif dalam bahasa merupakan contih perkembangan keterampilan yang mencakup aspek kognitif dan prilaku. Aspek kognitif  itu mencakup internalisasi (penghayatan) rancangan untuk membentuk perilaku yang sesuai. Dalam penggunaan bahasa rancangan itu berasal dari system bahasa, dan mencakup kaidah-kaidah tata bahasa, langkah pemilihan kata, serta konvennsi masyarakat yang membatasi pemakaian bahasa. Selanjutnya, aspek prilaku meliputi otomatisasi rancangan-rancangan tersebut sehingga dapat diubah menjadi praktek berbahasa yang lancar. Hal ini terjadi melalui latihan-latihan.
            Jika diperhatikan, yang mendasari lahirnya pendekatan Komunikatif adalah karena terlalu lamanya situasi pengajaran bahasa di warnai oleh pendekatan struktural. Pendekatan komunikatif menekankan pada kebermaknaan dan fungsi bahasa. Lahirnya pendekatan komunikatif inilah yang menandai perubahan pandangan pengajaran bahasa dari struktural ke fungsional. Dengan kata lain kita menggunakan bahasa untuk tujuan-tujuan tertentu seperti menyapa, meminta maaf, menasehati, memuji atau untuk mengungkapkan pesan tertentu. Pendekatan Struktural menuntut ketepatan pengucapan dan menunda latihan kelancaran, maka pendekatan Komunikatif lebih mengutamakan kelancaran berkomunikasi, ketepatan pengucapan serta perbaikan struktur dapat di perlakukan sambil berjalan. Pendekatan Komunikatif lebih mementingkan penggunaan bahasa daripada pemilikan pengetahuan mengenai bahasa. Finocchiaro dan Brumfit (1983) mengemukakan cirri-ciri pendekatan komunikatif di antaranya:
  1. mengutamakan makna
  2. dialog jika di gunakan, berpusat di sekitarfungsi komunikasi dan tidak di hafalkan
  3. kontekstualisasi sangat penting
  4. belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi
  5. pengucapan harus dapat di mengerti
  6. kegiuatan berkomunikasi dianjurkan sejak dini
  7. penggunaan bahasa ibu diperbolehkan jika di perlukan
  8. terjemahan juga dapat digunakan bila di perlukan
  9. membaca dan menulis di mulai pada hari pertama jika di kehendaki
  10. Sistem bahasa target dipelajari melalui proses belajar berkomunikasi kegiatan komunikasi
  11. kemampuan komunikasi merupakan tujuan utama dalam materi dan metode

      Pendekatan komunikatif yang menekankan pengajaran bahasa pada latihan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, telah menentang cara pengajaran bahasa selama ini yang menekankan pada segi struktur. Cirri-ciri pendekatan Komunikatif  dalam pengajaran bahasa Indonesia:
1.      Kegiatan Komunikasi yang disajikan betul-betul yang diperhatikan oleh siswa.
2.      Untuk mendorong siswa mau belajar hendaknya guru memberikan kegiatan belajar yang bermakna.
3.      Materi dari silabus atau kurikulum komunikatif dipersiapkan setelah diadakan suatu analisis mengenai kebutuhan berbahasa.
4.      Pendekatan komunikatif ialah pada pelayanan  individu siswa.
5.      peran guru ialah sebagai pelayan, ia menjadi fasilitator, motivator bagi perkembangan individu siswa.
6.      Materi instruksional berperan menunjang komunikasi siswa secara aktif.
                                                 
F.   PENDEKATAN PRAGMATIK
            Pendekatan pragmatik adalah pendekatan pengajaran bahasa yang  menekankan pada penggunaan bahasa, tetapi penggunaan bahasa yang sesuai dengan situasi dan konteks. Situasi dan konteks ini terdiri atas faktor-faktor sosiolinguistik atau faktor penentu, yakni dengan siapa kita berkomunikasi, tentang apa, dimana, melalui jalur apa, dan dengan media apa.
      Penggunaan bahasa secara pragmatic tidak mengikuti aturan-aturan tata bahasa yang kaku, karena kita menggunakan bahasa dengan melihat situasi dan konteks dimana dan kapankita berbahasa. Lahirnya pandangan pragmatic, karena selama ini bahasa dianggap sebagai struktur tata bahasa yang harus dipotong-potong menjadi satuan-satuan yang lebih kecil dengan mengikuti tatanan hirearki. Hal ini tidak sejalan dengan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi.
            Pendekatan secara pragmatic adalah memperlakukan bahasa dengan mempertimbangkan konteksnya, yakni penggunaannya pada peristiwa komunikasi. Jadi, kalimat yang sesuai dengan konteks tidak harus berupa kalimat lengkap yang dapat dipotong-potong unsur nya seperti subjek-predikat-objek-keterangan. Dalam pendekatan pragmatik yang ditelusuri pada kalimat adalah penggunaannya dalam komunikasi.
      Pengajaran bahasa dengan pendekatan pragmatik ialah mengajarkan bahasa yang tidak menekankan pada penghafalan bentuk-bentuk kalimat yang benar, tetapi pada:
  1. Pemberian bekal kepada siswa akan berbagai kemungkinan strategi dalam berkomunikasi,
  2. Pengayaan penggunaan bahasa dalam berbagai situasi,
  3. Pemberian latihan yang terus menerus untuk berkomunikasi dalam berbagai aspek bahasa,
  4. Penggunaan bahasa dengan memperhatikan sopan santun berbahasa.
            Lahirnya istilah pragmatic beasal dari ilmu filsafat yang dikembangkan oleh Charles Morris ( 1946) yang membagi kajian bahasa dari Semiotika (Ilmu Tanda atau Lambang). Ia membagi Semoitika menjadi 3 cabang, yakni pragmatic, semantic, dan sintaksis.
  1. Pragmatik : Kajian hubngan unsur-unsur bahasa dengan pemakai bahasa.
  2. Semantik : Kajian hubungan unsur-unsur bahasa dengan makna.
  3. Sintaksis : Kajian hubungan antara unsur-unsur bahasa.

G. PENDEKATAN TERPADU
            Pendekatan ini merupakan pendekatan yang intinya memadukan 2 unsur atau lebih dalam suatu kegiatan pembelajaran. Pemaduan dilakukan dengan menekankan pada prinsip keterkaitan antar satu unsure dengan unsure lain, sehingga diharapkan terjadi peningkatan pemahaman yang lebih bermakna dan peningkatan wawasan karena satu pembelajaran melibatkan lebih dari satu cara pandang. Pendekatan ini terdiri atas dua bentuk keterpaduan, yaitu keterpaduan secara internal dan eksternal.
a.       Keterpaduan  secara Internal, yaitu keterpaduan intra bidang study bahasa, yang merupakan keterkaitan antara bahan pelajaran bahasa itu sendiri.
b.      Keterpaduan secara eksternal, yaitu keterkaitan antara study bahasa dengan bidang study lain yang berhubungan.
            Dikelas-kelas yang lebih tinggi, pembelajaran aspek-aspek ketrampilan berbahasa diberikan secara terpadu misalnya,
  1. menyimak dan berbicara
  2. menyimak dan menulis
  3. membaca dan menyimak
  4. membaca dan menulis
  5. menulis dan bercerita
            Itulah beberapa contoh pemaduan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam pembelajaran bahasa ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
  1. pembelajaran kosakata dan struktur harus selalu didalam konteksnya. Artinya, kata-kata atau struktur yang diajarkan tidak lepas dari konteks kalimat atau wacana.
  2. setiap aspek dalam bahasa diajarkan dengan memperhatikan tema ynag telah digariskan oleh GBPP. Dengan mengacu pada tema sebenarnya telah terjadi pemaduan dengan bidang studi yang lain atau terjadi lintas bidang studi.
  3. setiap kali, pembelajaran selalu diawali dengan pengarahan yang jelas.
  4. pembelajaran yang direncanakan dengan baik akan membearikan hasil yang lebih baik.
 
H. PENDEKATAN INKUIRI
            Penggunaan pendekatan inkuiri berarti membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik yaitu dengan menggunakan tekhnik yang digunakan oleh para ahli peneliti (Dettrick, G.W., 2001). Pendekatan inkuiri dibedakan menjadi inkuiri terpimpindan inkuiri bebas atau inkuiri terbuka. Perbedaan antara keduanya terletak pada siapa yuang mengajukan pertanyaan dan apa tujuan dari kegiatannya.
I.    PENDEKATAN PENGELOLAAN KELAS
            Pendekatan pengelolaan kelas ada keterkaitannya dengan pendekatan pembelajaran. Masalahnya ialah proses pembelajaran ini berlangsung dalam situasi dan kondisi dalam kelas. Pengelolaan kelas ada yang bersifat perorangan ada yng bersifat kelompok.
      Berbagai pendekatan pengelolaan kelas, untuk menghadapimasalah-masalah pengelolaan kelas antara lain ;
1.   Pendekatan otoriter
            Pandangan yangn otoriter dalam pengelolaan kelas merupakan seperangkat kegiatan guru unutk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas. Pengelolaan kelas saebagai proses unutk mengontrol tingkah laku siswa kearah disiplin. Bila timbul masalah-masalah yang rusak ketertiban atau kedisiplinan kelas, maka perlu adanya pendekatan perintah dan larangan, penekanan dan penguasaan, penghukuman dan pengancaman.
2.   Pendekatan Permisif
            Pendekatan yang perimisif dalam pengelolaan kelas merupakan saeperangkat keghiatan pengajar yang memaksimalkan kebebasan pembelajaran untuk melakukan sesuatu. Jika kebebasan ini dihalangi dapat mengahambat perkembangan belajar. Berbagai bentuk pendekatan dalam pelaksanaan pengelolaan kelas ini banyak menyerahkan segala inisiatif dan tindakan pada diri siswa.
3.   Pendekatan pengubahan prilaku
            Pendekatan ini berdasar pada teori bahwa semua perilaku siswa baik yang disukai maupun yang tidak adalah hasil belajar. Melalui pendapat tersebut maka dapat dikenal prinsip-prinsip bahwa :
-  Semua bentuk pendekatan yang berupa penguatan positif maupun negatif, hukuman penghilangan berlaku dalam proses belajar bagi setiap tingkatan umur dan semua keadaan
-  proses belajar sebagian atau bahkan seluruhnya dipengaruhi oleh kejadian-kejadian yang berlangsung di lingkungan.
4.   Pendekatan Iklim Sosio Emosional
            Pendekatan ini memandang bahwa pengelolaan kelasnya yang efektif merupakan fungsi dari hubungan yang baik antara pengajar dengan siswa, siswa dengan siswa. Hubungan diharapkan merupakan jalinan kearah hubungan antara pribadi yang dipengaruhi oleh ;
a.       sikap keterbukaan dan tidak berpura-pura
b.      penerimaan dan kepercayaab pengajar kepada siswa dan sebaliknya
c.       rasa simpati pengajar terhadap pembelajarannya.
5.   Pendekatan proses kelompok
            Pendekatan proses kelompok ini didasarkan atas prinsip-preinsip social dalam psikologi social dan dinamika kelompok. Anggaran dasar dari pengelolaan kelas ini bahwa :
a.       kegiatan siswa disekolah berlangsung dalam suatu kelompok tertentu.
b.      Kelas adalah suatu system social yang memiliki ciri-ciri sebagaimana dimiliki oleh system sosial lainnya.
            Penggunaan pendekatan proses kelompok ini menekankan pentingnya cir-ciri kelompok yang saehata yang terdapat dalam kelas yang didukung adanaya saling berhubungan antar siswa dalam kelompok dikelas itu. Peranan pengajar diutamakan pada upaya mengnembnagnkan dan mempaertahankan  keeratan hubungan anatar siswa dan orientasi pada tujuan kelompok bukan tujuan pribadi.  

J.   PENDEKATAN STRUKTURAL
            Pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran bahasa yang dilandasi oleh asumsi yang menganggap bahasa sebagai seperangkat kaidah. Atas dasar anggapan tersebut timbul pemikiran bahwa pembelajaran bahasa harus mengutamakan penguasaan kaidah-kaidah bahasa atau tata bahasa.oleh sebab itu pembelajaran bahasa perlu dititik beratkan pada apengetahuan tentang struktur bahasa yang tercakup dalam fonologi, morfologi dan sintaksis. Dalam hal ini pengtahuan tentang pola-pola kalimat, dan sub kata menjadi sangant penting.
            Disamping kelemahan, pendekatan ini juga memiliki kelebihan, dengan pendekatan struktural, siswa akan menjadi cermat dalam meyusun kalimat, karena mereka memahami kaidah-kaidahnya.    

K. PENUTUP
            Pendekatan pengajaran (teaching approach) adalah suatu ancangan atau kebijakansanaan dalam memulai serta melaksanakan pengajaran suatu bidang studi yang memberi arah dan corak kepada metode pengajarannya dan didasarkan pada asumsi yang berkaitan. Pendekatan-pendeaktan pembelajaran bahasa terdiri atas :
1.                                                            Pendekatan Tujuan
2.                                                            Pendekatan Belajar Aktif
3.                                                            Pendekatan Keterampilan proses
4.                                                            Pendekatan Komuniaktif
5.                                                            Pendekatan Pragmatik
6.                                                            Pendekatan Terpadu
7.                                                            Pendekatan Inkuiri
8.                                                            Pendekatan Pengelolaan Kelas
Pendekatan Struktura